![]() |
Ilustrasi Defi Wahyuni |
Peringatan: Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan
nama tokoh, tempat kejadian, masalah agama. kehidupan sosial ataupun
ceita itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Categori: Jilbab, Karyawan, Pemerkosaan, Perselingkuhan
Para tokoh:
- Defi Wahyuni :
- Karyawan Kantor
- Jauwana
- IRT (Ibu Rumah Tangga)
- Mama Defi Wahyuni
- Memi
- Mahasiswi S2
- Kakak Defi Wahyuni
- Surya
- Pimpinan Kantor
- Broto
- Ketua RT
Chapter 04
Aku Semakin Tak Dapat Mengendalikan Nafsuku
Tak terasa 4 jam lamanya aku jadi pelampiasan nafsu teman-temannya pak
Surya. Berjam-jam pula aku pingsan, sampai aku pun baru terbangun saat
hari sudah siang.
Aku : "Eeeegmphh aduuuhh", gumamku merasakan badanku yang
masih terasa lemas setelah sebelumnya digagahi berkali-kali oleh pak
Togar, Dargo, Sunyoto dan Haris. Bau anyir juga kurasakan dengan jelas
karena sisa-sisa sperma kering mereka masih menempel di wajahku. Saat
hendak bangkit, tiba-tiba kudengar suara pak Surya menyapaku.
Aku : "Ternyata
dia belum pulang" batinku.
Surya : "Hai manis, ternyata kamu sudah bangun ya. Permainan kamu tadi
benar-benar hebat. Tau gak Phut, teman-teman saya ketagihan dan suatu
saat nanti mereka pengen dilayani lagi sama kamu. Tadi saya juga sudah
buat koleksi film live show mu, hasilnya bagus gak kalah sama film-film
porno luar negeri..hahaha" tawanya memberitahuku mengenai rekaman
persetubuhanku dengan ke empat temannya. Mendengar pernyataan itu, aku
pun hanya diam saja. Menunduk malu membayangkan betapa liar dan binalnya
aku sekarang.
Aku : "Ppak, tolong jangaann disebariin video ituuu..Dephut mohon. Dephut takut kalau ada orang lain yang tau soal video itu" harapku.
Surya : "Hahahaha, kamu tenang saja manis, selagi kamu patuhi semua perintah saya, video ini akan aman. Tapi ingat, kalau kamu berani melawan saya, suadara dan orang tuamu pasti akan melihat rekaman video ini. Ingat ituu..Dan satu lagi, apa kamu lupa harus memanggil saya apa??" tegasnya.
Aku : "Baiik ttuan, maaf Dephut lupa" singkatku menjawabnya.
Surya : "Jangan sampai lupa lagi...oh iya, sekarang kamu sudah bisa pulang. Nanti pakai saja baju gamismu yang tadi dan untuk kali ini kamu lepas aja jilbabmu, kamu nggak mau kan pakai jilbab bekas sperma mereka. Tapi sebelum kamu buka jilbabmu itu, saya mau minta tolong" pintanya.
Aku : "Iya tuan, nanti jilbabnya Dephut buka. Tuan mmaau minta tolong appa?" tanyaku berdebar-debar.
Surya : "Begini Phut, closet di toilet ruangan ini rusak, sepertinya tersumbat. Saya sudah telpon tukang untuk memperbaikinya. Sore nanti baru diperbaiki" jelasnya.
Aku : "Terus Dephut mesti gimana tuan?" gumamku pelan. "Masa sih harus aku yang bantu perbaiki closet WC kantor, kan aku nggak bisa" pikirku.
Surya : "Menjelang tukang yang akan memperbaiki closet itu datang, kamu harus menolong saya untuk menyelesaikan hajat saya yang daritadi tertahan" sebutnya.
Aku : "Hajaat, apa maksudnya. Apa mungkin pak Surya menyuruhku mencarikannya WC lain untuk buang hajat" pikirku lagi menebak-menebak.
Surya : "Sekarang ikuttt saya...eeitts siapa yang suruh kamu berdiri dan
berjalan. Merangkak! Ikuti saya" perintahnya. Baru saja berdiri, akupun
langsung merangkak menuruti kata-katanya. Dengan posisi pak Surya
berjalan di depanku, aku bagaikan anjing betina yang setia mengikuti
majikannya dari belakang.
Dapat kulihat pak Surya menggiringku ke toilet
yang berada persis di luar ruangan humas pojok sebelah kanan. Toilet
perempuan sudah tertutup dan terkunci dari luar, sedangkan toilet
laki-laki masih terbuka lebar. Beruntung, karena hari libur suasana
sekeliling kantorku sepi tak ada aktivitas lain, sehingga tak ada yang
melihat diriku telanjang mengenakan jilbab dan high heels sambil
merangkak seperti anjing betina.
Surya : "Sekarang lihat toilet yang ini Phut, gimana menurutmu" ucapnya bertanya.
Aku : "Kottorr ttuaan, baau pesing. Mungkin belum dibersihkan sama CS (Cleaning Service) nya" jawabku.
Surya : "Kalau saya kencing disitu kira-kira pantas gak Phut. Di toilet yang busuk, bau pesing dan banyak kotorannya" tanyanya kembali padaku sambil membuka resleting celananya dan menunjukkan penisnya yang sudah tegak membesar.
Aku : "Uuugh penis itu, penis yang ssudah merenggut
keperawananku, kenapa..kenapa aku malah kagum dan terangsang melihatnya"
kata hatiku.
Surya : "Phut, kenapa melamun, jawab pertanyaan saya barusan" bentaknya.
Aku : "Maaff ttuaan, ttuan tidak pantas kencing di toilet itu. Harus di tempat yang bersih" saranku.
Surya : Tempat yang bersih, tapi dimana Phut, kamu tau nggak?. Kalau di toilet dalam ruangan saya nggak mungkin dunk, kan lagi rusak dan baru ntar sore diperbaiki. Apa mungkin harus cari toilet di ruangan pegawai lain Phut" katanya sekaligus memberi penjelasan.
Kebimbangan pun seketika langsung menghampiri, ingin rasanya aku mengiyakan apa yang dikatakan pak Surya untuk mencarikan toilet yang lebih bersih, tapi entah mengapa batinku bersikeras menolak.
Aku : "Dephut,
apa yang kau pikirkan, cepat bantu pak Surya. Kau tidak usah repot
mencarikan toilet bersih untuknya, gunakan mulutmu. Jadikan mulut
mungilmu itu sebagai toilet, mulutmu bukan cuma untuk menampung
spermanya tapi juga kencingnya. Lihat betapa besar kontol itu, kau
mengaguminya kan. Rasakan betapa hausnya kerongkonganmu sekarang, tunggu
apa lagi Phut, mulutmu pantas dijadikan toilet untuknya. Lakukan Phut,
jangan kecewakan tuanmu. Jangan tipu perasaanmu" tutur sisi liarku yang
semakin membuatku deg-degan.
Aku : "Mmmmh ttuaaan, kita nggak usah nyari toilet ke ruangan lain" kataku gugup.
Surya : "Jadi gimana dunk..kamu kelamaan mikirnya Phut, saya sudah nggak tahan, ya sudah saya kencing di dalam toilet ini saja" gumamnya tergesa-gesa hendak masuk ke dalam toilet tersebut. Baru dua langkah berjalan, secara tiba-tiba aku memanggilnya.
Aku : "Ttuaaan tungguu..."
Surya : "Apalagi sih Phut, kamu mau menghalangi saya kencing. Mau saya tampar kamu hah! hardiknya.
Aku : "Bbukan ttuan, Dephut nggak bermaksud seperti itu, tuan jangan kencing ddisitu. Mmmhh..pakai mulut Dephut aja ttuaaan. Jadikan mulut Dephut toiletmu tuaan, ttuan boleh kencing di mulut Dephut" kataku tanpa malu-malu.
Surya : "Apa saya tidak salah dengar Phut. Apa kamu serius. Kamu tadi bilang apa" imbuhnya.
Aku : "Ttuaan nggak salah dengar. Ttuan boleh kencing di mulut Dhephut. Ttuaan boleh jadikan mulut pelacurmu ini ttoileet" teriakku agak kuat yang langsung disambut gelak tawa pak Surya.
Surya : "Buka mulutmu Phut, buka
yang lebar. Awas jangan sampai tumpah dari mulutmu" perintahnya untuk
yang kesekian kalinya.
Sambil mendongakkan wajah, aku kemudian membuka mulutku lebar-lebar.
Hanya hitungan detik, kurasakan hangatnya air kencing pak Surya mengalir
membasahi tenggorokanku. Terhirup pula olehku aromanya yang pesing,
bahkan semakin lama semakin deras masuk ke kerongkonganku. Eneg, kecut,
mual, pesing itulah yang kurasakan ketika meminum kencingnya pak Surya.
Ini adalah pengalaman pertamaku meminum air kencing laki-laki yang
seumur-umur belum pernah kulakukan. Kulirik sekilas di cermin toilet,
bagaimana aku merendahkan harga diriku dengan bersimpuh di depan pak
Surya, di depan penisnya dan bahkan dengan sukarela dikencingi olehnya.
Tak kusangka air kencing berwarna kekuning-kuningan itu keluar sangat
banyak dari mulut penis pak Surya. Seperti tak ada habisnya, awalnya aku
dibuat mual tapi lama kelamaan aku menjadi terbiasa dengan aromanya,
dengan rasanya.
Surya : "Kamu suka kan kencingku Phut, gimana rasanya enak kan.
Tunjukkan padaku air kencingku yang ada di mulutmu setelah itu telan
pelan-pelan" kata dia lalu menghentikan sejenak ulahnya.
Aku : "Sssu..kaaa ttuaaan, aaaaaa'..GgLhhh Gleek. Aaaaa', kencing tuan rasanya keccutt, pessing..Uuughh ttapi Deep..hutt sssSukaa" jawabku sedikit gelagapan.
Surya : "Kamu semakin jalang Phut, kamu memang pelacur nggak punya harga
diri. Murahann...habiskan air kencingku sundal, ini yang kamu mau kan
pelacur" makinya geram dan mengarahkan penisnya ke mulutku lagi. Untuk
kesekian kalinya, kembali kutelan seteguk demi seteguk kencing pak
Surya. Bahkan sesekali kudekati mulutku dan kuemut juga penisnya yang
besar tersebut. Tanpa rasa jijik, kini cacian dan hinaannya pun menjadi
pembangkit gairahku.
Surya : "Jauwana, anakmu benar-benar pelacurr palingan murahan. Defi Wahyuni anakmu ini sangat rakus meminum kencingku. Hahahaha. Suatu saat kau harus melihatnya Jau, melihat pelacur yang dulu lahir dari rahimu. Ayo Dephut habiskan kencingku, jangan ada yang tersisa...cuiiih. SsseeeEerrrr...Ssrrrrr...aaaaaaah enaknya mengencingi anakmu jau. Lonteeee.." ceracau pak Surya sambil menyebut nama mamaku, menghinaku serta beralih mengencingi wajahku.
Aku : "Aaaah angeet kencingmu ttuaan, muka Dephut kena kencingmu. Uuuuuhh mama, Phut lagi dikencingi sama pak Surya ma. Lihat ma, Phut udah jadi pelacur" balasku menceracau sambil membayangkan mamaku menyaksikan kelakuanku.
Surya : "Legaaaaa...terima kasih Phut, terima kasih pelacurku..hahahaha"
tawanya terbahak-bahak setelah puas menjadikanku toilet.
Tak lama
kemudian ia pun pergi begitu saja meninggalkanku seorang diri. Dengan
tubuh bau pesing bermandikan kencing, aku selanjutnya buru-buru
membersihkan diri. Membuka jilbabku lalu membasuh semua tubuhku dengan
air bersih. Tak lupa kusabuni badanku serta menggosok gigi agar bau
sperma ke 4 teman pak Surya yang lengket bisa menghilang sepenuhnya.
Termasuk juga agar membersihkan bau pesing kencing pak Surya di sekujur
tubuhku. Selesai membersihkan diri, aku lantas berlari mengendap-endap
ke ruangan humas untuk mengambil baju gamis dan rokku.
Aku : "Jangan sampai
ada yang melihatku telanjang seperti ini" risauku mengingat hari yang
tak terasa sudah semakin sore.
Tanpa mengenakan jilbab yang sudah kotor
dan bau, aku langsung memakai gamis dan rokku. Tak lupa mengunci pintu
ruangan pak Surya dan bergegas menuju parkiran. Sedikit kuamati
sebentar, mobil pak Surya dan ke 4 temannya kini sudah tak ada lagi di
halaman parkir kantorku. Para penjahat kelamin itu tampaknya benar-benar
sudah pergi. Tak mau berlama-lama, ketika sampai di parkiran,
kunyalakan motor yang kupinjam dari pak Surya kemarin dan pulang ke
rumahku.
Chapter 05
Kebinalanku Berlanjut Dirumah
Aku : "Hoaaaam..eeeeghhh..." lelahnya badan ini. Setelah hampir seharian jadi
pelampian nafsu binatang pak Surya dan teman-temannya, akupun merasa
lelah dan mengantuk. Begitu sampai di rumah, langsung kurebahkan tubuhku
di kasur dan tertidur. Tepat pukul 20.00 WIB malam barulah aku
terbangun kembali.
Tak terasa hari Minggu hampir berlalu, Senin esok aku
harus kembali kerja ke kantor dan tentunya pasti akan ketemu lagi
dengan si bejat pak Surya. Atasan yang sudah menodai kesucianku dan
menjadikanku budak seks piaraannya. Ingin menyesal rasanya juga percuma,
kubuyarkan lamunanku lalu aku mengambil handuk dan bergegas mandi.
Kunyalakan shower sambil menikmati guyuran air yang membasahi badanku.
Segar rasanya, kusabuni setiap inci tubuhku hingga ke telapak kaki. Tak
lupa kukeramas rambutku dan barulah menggosok gigi. Baru saja hendak
mengeringkan badan, tiba-tiba kudengar handphoneku berbunyi melantunkan
lagu Keong Racun ciptaan Sinta dan Jojo yang pernah booming di jejaring
sosial Youtube. Lagu khas kesukaanku yang kujadikan ringtone di
handphone.
Aku : "Kayaknya ada sms, siapa ya" gumamku. Penasaran dengan sms
tersebut, aku kemudian keluar dari kamar mandi dan mengambil handphone
itu. Saat kubuka dan kubaca isinya ternyata pesan singkat yang kuterima
adalah dari kakakku, Memi.
Memi : "Dek, kakak hari ini nginap di rumah teman,
mau nyambung ngerjain tesis sama teman. Kamu di rumah sendirian gak
apa-apa kan. Kalau ada apa-apa kasih tau kakak ya dek. Jangan lupa
makan, kakak tadi dah masak kok" isi pesan singkat kakakku yang langsung
kubalas.
Ya begitulah kakakku, selalu sibuk dengan tugas akhir S2 nya.
Kuliah sambil kerja yang kadang sampai membuatnya tak ada waktu untuk
pulang ke rumah.
Aku: "Sendirian deh" kataku bosan karena tak ada teman di
rumah.
Selesai membalas sms kakaku, aku selanjutnya mulai mempercantik
diri. Sedikit iseng, bukannya pakaian tertutup, malam ini aku justru
mencoba dandanan baru. Kukenakan gaun merah selutut yang begitu seksi,
tanpa memakai cd dan bh serta tanpa mengenakan jilbab. Kupakai high
heels tali berwarna putih serta kukombinasikan dengan lipstik pink di
bibirku. Berdiri menatap cermin dan kulihatlah perbedaanku, benar-benar
menggoda. Sangat berbeda dengan tampilanku ketika aku mengenakan jilbab.
Leher mulusku, kaki jenjangku, payudara ranumku semua terekspose jelas.
Aku bahkan kagum dengan diriku sendiri.
Aku : "Benarkah ini aku...mmmmhh..."
sebutku yang masih menatap diriku di cermin. Sambil terus menatap
cermin, kubayangkan lagi saat-saat diriku digagahi beramai-ramai oleh
pak Surya dan teman-temannya. Ingatan itu mendadak membuat vaginaku
berdenyut. Perlahan kuremasi payudaraku sendiri, kurasakan dari luar
gaunku, puting payudaraku juga sudah mengeras.
Aku : "Aaaaah, pak Surya"
desahku menyebut namanya. Tergambar di pikiranku bagaimana besar dan
panjangnya penis milik pak Surya. Menembusi liang senggamaku sampai
menyemburkan spermanya ke dalam rahimku. Ooouhhh, semakin gatal saja
rasanya vaginaku mengingat kejadian cabul tersebut.
Kini kutatap kembali cermin dihadapanku dan kubayangkan cermin itu
adalah pak Surya. Aku lalu merubah posisiku mengangkang menghadap ke
depan cermin, detik berikutnya tanganku mulai menyibak rok gaun yang
kupakai, menempelkan jariku di bibir vaginaku dan.
Aku : "Ssleeebh..Oouhh"
kumasukkan satu jariku ke dalam vaginaku sendiri. Kukocok perlahan serta
kubarengi dengan mengusap-usap clitorisku.
Aku : "Ttuaaan, ssshhh aaaaghhh lihat Dephut ttuaan. Tuaaan suka kan sama memek Dephut, aaaahh eEn..toot memekku tuaan..entot ppakaai kkontol besarmu.." ceracauku menjadi-jadi.
Tak puas dengan satu jari, kutusukkan lagi satu jariku hingga akhirnya dua jari pun sudah terbenam ke dalam vaginaku. Terasa basah lubang vaginaku, basah merekah.
Aku : "Aaaaaaahh ttuaan Surya, teruusss genjot memek
Phut. Lebih cepaaat tuaaan, leebih kencang. Eeghhh..Uuwghh.." khayalku
masih membayangkan sedang disetubuhi pak Surya. Terbayang pula
dipikiranku pak Surya bertanya bagaimana jika nantinya aku hamil.
Surya : "Phut memekmu sempittt, menjepit kontolku aaaarghh. Kamu akan kuzinahi sampai hamil lontee. Kalau kamu hamil, apa kamu akan meminta pertanggungjawaban dari saya Phut, cCpoookk..Poookhh..Plook" katanya dalam lamunanku diiringi suara kocokan jari di vaginaku yang semakin kupercepat.
Aku : "teerrruss tuaaan tekaan kkontolmuu, tekaaan aaaaghhh. Hamili
Dephut tuaan, hamilii lontemu ini. Tuuaan gak perlu bertanggung
jawabbb.. Dephuut memang lonte yang ppantass dihamili tuaaan, Dephut
pelacuuur berjilbab. Aaaaaaarghh" gumamku seakan-akan menjawab
pertanyaan pak Surya yang ada dalam khayal fantasiku bermasturbasi.
Sedang asiknya bermasturbasi, mendadak khayalanku dibuyarkan oleh suara
ketukan pintu di luar rumahmu. Kesal rasanya, belum lagi keluar, ada
saja tamu tak diundang yang mengganggu.
" Tok..tok..tok.....tok..tok.." suara ketukan pintu.
Aku : "siapa sih malam-malam gini, ganggu aja"
sesalku. Cepat kulangkahkan kakiku lalu kubuka pintu depan rumahku.
Aku : "Iya
sebentar" teriakku. Saat pintu terbuka, ternyata tamu tak diundang itu
adalah pak Broto, ketua RT di lingkungan rumahku.
Broto : "Malam Phut, Memi ada gak. Bapak ada perlu sebentar. Maaf ya, kalau bapak sudah mengganggu istirahat kalian" sapanya dengan sedikit segan.
Broto : "Malam Phut, Memi ada gak. Bapak ada perlu sebentar. Maaf ya, kalau bapak sudah mengganggu istirahat kalian" sapanya dengan sedikit segan.
Aku : "Malam juga pak. Gak kok pak, pak RT nggak ganggu sama sekali. Ada perlu apa ya pak sama kak Memi. Kakak lagi gak ada dirumah soalnya. Mari silahkan masuk dulu pak" ujarku.
Aku : "Silahkan duduk pak. Mau minum apa pak, teh apa kopi" sambungku.
Broto : "Aduh Phut gak usah repot-repot, saya cuma sebentar kok. Memangnya Memi kemana?". "Saya kesini cuma mau ngantar undangan ini Phut untuk Memi. Lusa di lingkungan RT kita ada kegiatan darma sosial dan istri saya minta agar Memi ikut berpartisipasi," ungkapnya.
Aku : "Oooh gitu ya pak. Ya deh pak, ntar kalau kakak sudah pulang pasti Phut sampaikan undangannya" janjiku meyakinkannya.
Broto : "Terima kasih ya Phut. Oh ya kamu mau pergi pesta ya Phut. Kok
malam-malam gini dandanan kamu berbeda. Kamu sudah nggak pakai jilbab
lagi ya sekarang" tanyanya yang seketika langsung menyadarkanku kalau
aku ternyata masih mengenakan gaun terusan seksi selutut dan lupa
menggantinya karena buru-buru membukakan pintu tadi.
Aku : "Mmmh bukan pak, Dephut nggak mau pergi kemana-mana kok. Ini tadi Phut cuma nyobain gaun ini aja pak, kan sudah lama nggak kepakai. Tapi pas bapak datang, Dephut buru-buru bukain pintu, jadi belum sempat ganti bajunya. Dephut kalau di luar pakai jilbab kok pak" jelasku mencari alasan agar dia tak curiga.
Gugup rasanya menjawab pertanyaan pak Broto.
Gara-gara kecerobohanku aku sampai lupa mengganti pakaian gamisku.
Sepintas kuperhatikan pak Broto kadang mencuri-curi pandang ke arah
tubuhku, terutama paha dan dadaku. Parahnya, bukannya risih karena sudah
mempertontonkan aurat tubuhku, aku justru tertantang untuk melakukan
yang lebih lagi. Ya, menggoda pria beristri yang telah berumur dan
mempunyai 4 orang anak tersebut.
Broto : "Oooh saya kira kamu mau pergi keluar. Ya sudah Phut kalau begitu saya pamit pulang dulu ya, sudah malam. Nggak enak nanti kalau dilihat tetangga, ntar disangka pula ngapa-ngapain" khawatirnya sambil bangkit dari kursi dan hendak berpamitan denganku.
Aku : "Mmm..pak..pak..ttunggu bentar pak..bapak jangan pulang dulu donk. Mumpung mmmmh pak RT masih di sini, Phut sekalian mau minta tolong" sebutku mencoba menahan kepergiannya.
Broto : "Minta tolong apa Phut, kalau ada yang bisa saya bantu, pasti saya bantu" katanya balik bertanya.
Aku : "Tapi janji ya pak cuma kita berdua saja yang tahu. Jangan sampai ada orang lain yang tahu" pesanku.
Broto : "Memangnya kamu mau minta tolong apaan Phut, kok pakai janji-janji segala" selidiknya.
Aku : "Pokoknya Pak Broto harus janji dulu, abis itu baru Dephut ceritakan" tegasku.
Broto "Iya..iya saya janji nggak akan bilang ke siapa-siapa. Kamu bikin saya penasaran saja" imbuhnya.
Aku : "Ginii pak, beberapa hari ini Dephut sempat dengar kabar kalau di lingkungan kita ini ada perempuan yang suka menjajakan diri sama laki-laki di sini. Itu lho paak dduh apa ya sebutannya pak perempuan kayak gitu itu" ceritaku panjang lebar.
Broto : "Maksud kamu pelacur, Phut? Kamu dapat kabar itu dari siapa? Kamu nggak bercanda kan Phut" kok saya baru tahu" kagetnya mendengar penjelasanku.
Aku : "Saya dapat informasinya dari tetangga di sini juga pak. Saya mau memastikan informasi itu, makanya saya minta tolong sama bapak. Bapak kan mmm ketua RT di sini, kira-kira apa yang bapak lakukan sama perempuan itu" ucapku.
Broto : "Ya pasti saya kasih pelajaran sama dia, kurang ajar sekali dia berani-beraninya berbuat maksiat dan jual diri di sini. Saya mau ketemu sama orangnya, biar nanti kita arak saja keliling kecamatan, lalu kita usir dan kita suruh pindah ke lokalisasi" geramnya masih tak percaya.
Aku : "Ppaaak ssabar dulu pak, makanya harus kita buktikan dulu pak. Kan saat ini belum terbukti. Tadi kan bapak sudah janji supaya jangan ada orang lain yang tau selain kita berdua" kataku untuk mengingatkannya.
Aku : "Gini pak, Dephut punya ide. Bapak boleh menghukum apa saja sama perempuan itu nanti, tapi jangan usir dia dan jangan lukai dia. Pokoknya selain yang dua pengecualian itu, selebihnya bapak boleh lakukan apa saja sama dia" lanjutku.
Broto : "Baiklaah kalau begitu, saya tidak akan mengusir dan melukainya. Tapi saya tetap akan memberikannya pelajaran. Sekarang siapa dan dimana perempuan yang kamu maksud itu Phut. Kita datangi saja ke rumahnya" sarannya.
Aku : "Sabaarr paaak, kita jangan ke rumahnya. Dephut bisa kok bawa perempuan itu datang ke sini untuk menemui pak RT. Tapi mmm Dephut pengen tau, ntar hukuman seperti apa yang akan bapak berikan sama dia" ucapku bertanya.
Broto : "Saya mau siksa diaa, setelah itu akan saya bawa dia ke pabrik somel di ujung jalan sana biar sekalian diperkosa ramai-ramai. Kalau perlu sampai hamil" paparnya.
Astaga kata-katanya barusan membuatku kian berdebar-debar. Setahuku pabrik somel yang letaknya persis di ujung jalan itu mempekerjakan 122 laki-laki. Jaraknya dari rumahku tak lebih dari 1 km. Tak terbayang bagaimana rasanya diperkosa bergiliran oleh 122 orang. Sewaktu melayani pak Surya dan ke 4 temannya saja aku pingsan, apalagi kalau harus 122 orang.
Aku : "Okee pak, kalau gitu nanti pas perempuan itu ada di depan bapak, bapak boleh menyiksanya. Dephut serahkan semuanya sama pak RT" ujarku.
Broto : "Tentu. Sekarang kamu panggil saja dia untuk datang ke sini, selanjutnya serahkan pada saya" singkatnya.
Aku : "Mmm paak, sekarang buktikanlah kata-katamu tadi. Perempuan yang Dephut maksud itu sudah ada di sini, di depanmu" godaku genit dengan ekspresi sambil menggigit bibir bawahku.
Broto : "Apaaa, jadii perempuan pelacur yang kamu maksud itu justru dirimu sendiri Phut. Jadi ini alasanmu supaya saya tidak mengusirmu..!" hardiknya.
Aku : "Ppaak maaaff kan Dephut. SSsebenarnya Phut..."
Broto : "Pplaaaak..." belum
selesai bicara tiba-tiba pak Broto memberiku sebuah tamparan.
Broto : "Dasar lonteee, luarnya saja kelihatan alim tapi dalamnya murahan. Pendosa, penzina" cacinya.
Aku : "Uuuughhh...ppaaak..aah" desahku merasakan sensasi kekasarannya. Dibukanya seluruh pakaiannya sampai benar-benar bugil tanpa sehelai benang pun. Dipaksanya aku bersimpuh persis di depan penisnya yang sudah berdiri tegak. Kuperhatikan dengan seksama, penis miliknya ternyata sama besarnya dengan milik atasanku, pak Surya.
Broto : "Buka mulutmu jalang"
bentaknya sambil menjambak rambutku hingga membuat kepalaku mendongak
dan membuka mulut.
Aku: "Aaaaa....Gggrrrghh...Gglllhh..." dijejalinya penis
besarnya itu menyeruak masuk ke mulutku lalu dimaju mundurkannya penis
tersebut berulang kali.
Aku : "Mulutku di Deepthroat lagi..Gghhh" tebakku yang
sudah mempersiapkan diri. Saat mengoral penis pak Broto aku jauh lebih
siap karena sebelumnya aku juga sudah pernah melakukan hal serupa ketika
melayani pak Surya dan teman-temannya. Sekejap saja tetesan air ludahku
pun membanjiri batang penisnya.
Broto : "Ayo nungging sundal. Plaaaaaak.." giliran pantatku yang menerima cap lima jari darinya.
Broto : "Ayo nungging sundal. Plaaaaaak.." giliran pantatku yang menerima cap lima jari darinya.
"Jjjleeeph...SsLeeeebhhhhh..." sesak
vaginaku menampung semua penisnya. Usai menenggelamkan penis itu ke
dalam lubang peranakanku, secara bernafsu pak Broto kemudian langsung
menggenjotiku.
Broto : "Plllok...Pplook...Poooghh.." memekmu ternyata sudah ttidak
perawan Phut.
Broto : "Pasti sudah banyak sekali kontol yang telah ngentotin memek lacurmu
ini kan..ya kan.."
Broto: "Plaaaaak...Pplaaaah...Hegghh..plaaaaaak.." racaunya
bertanya dan sambil menampar-menampar bongkahan pantatku.
Aku: "Aaaaaah paaak,
pelaan...eennggaaak Paak..bbarru ddua kkaali Dephuut aaaah melakukannya
ssssh..aaak pak RT, kencengin sodokanmu Paak..." jawabku berusaha
membuatnya percaya.
Broto : "Jangaaan bohonggg lonteee, mau saya usir kamu dari sini hah! Sudah berapaaa orang yang pernah ngentotin kamu Phut..plaaaaak" giliran pipiku ditamparnya dari belakang.
Broto : "Jangaaan bohonggg lonteee, mau saya usir kamu dari sini hah! Sudah berapaaa orang yang pernah ngentotin kamu Phut..plaaaaak" giliran pipiku ditamparnya dari belakang.
Aku : "Aaampun jjaangan usir Dephut. Uughh ssudaaah 6 orang pak, termasuk pak RT. Aaaaaarhh enak pak, kontolmuu bessaaar. Zinahi Phut paaak, siksa akuuu, perkosa akuuu" jeritku tak kuasa membendung kenikmatan yang kurasakan.
Broto : "Kamu memang seorang lontee murahaan Phut, pelacuur hinaaaa.. setelah ini aku akan menjadikanmu pelacurr di pabrik somel sana."
Broto "Plaaaak..rasakaaan kontolku
lonteee..rassakan...Ploook...Cpookkh...ppoKkh.." tuturnya.
Aku : "Iiyaaa paaaak RT aaaaaah bawaalah Dephut ke sana pak. Jaddikaaan Dephut pelacur untuk merekaaa.. aaaaah Dephut memang lontee paak, Dephut ssssh pelacur murahaan..pelacuuur berjilbab" sebutku mengiyakan rencananya.
Aku : "Phuutt maau nyampai paaaak, memek Phut maau keeluaaar " sebutku lagi.
Broto : "Saya juga maaau keluaaaar Phut...aaaaaaah kita keluariin sama-sama Phut, saya keluariiiin di dalaaaam. Terima pejuku lonte..terima inii Ccrrroootth..Ssrr CroOoooth aaaarghh.." pekiknya menekan kuat-kuat penisnya ke lubang vaginaku.
Aku : "Iiyaa paaaak, keluarin di dalaam paaak, keluarin pejumu dalam rahimku pak. Hamilii Dephut, hamiliii lontemu inii paaaaaaak.. aaaaaah Cccrrrrooth...Ccrotttttthh" menyemburlah cairan vaginaku bersamaan dengan muntahnya sperma pak Broto menyirami rahimku. Ini adalah yang kedua kalinya rahimku disiram oleh sperma laki-laki setelah pak Surya. Entah apalagi yang selanjutnya akan kualami, yang jelas aku benar-benar sudah berubah sejak kehilangan keperawananku. (Bersambung..)
Sumber :
Semprot by Miss Anna
0 komentar:
Posting Komentar